Skip to main content

Kalau Niat Nggak Akan Kemana

“Sesungguhnya semua amalan itu terjadi dengan niat, dan setiap orang mendapatkan apa yang dia niatkan.”
[HR.Bukhari no.1, Muslim no.1907, dari Umar bin al Khaththab radhiyallahu ‘anhu]


Seperti yang tertulis sebelumnya, saya mengalami kebingungan untuk pertama kalinya dalam minggu ini, dalam bulan ini.
Tadi pagi (menjelang siang) saya mendapat telepon dari bapak-bapak dengan logat Batak yang kental. Siapa ini??? Namanya Chandra, dari PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Anak perusahaan SinaMas yang saya tahu memang perusahaan besar. Ada apa nih??? Ternyata itu adalah panggilan wawancara dan psikotes atas lamaran yang saya layangkan dalam minggu lalu, lupa tepatnya kapan. Sangking kagetnya, plus masih setengah hidup karena baru bangun juga, saya berkali-kali menanyakan perihal yang dimaksudkan. Dudul! Yang entah mengapa menaikkan intonasi bicara si Bapak. Aaahh...bodohnya....
Singkat cerita, saya diminta datang hari Jumat ini, jam 8 pagi ke Jl. Raya Serpong Km.8 depan RS OMNI *ya, RS OMNI yang sempet heboh itu lhooo....*. Kalau tidak datang ya berarti kesempatan melayang. Begitu saja yang dikatakan Bapak Chandra.


Begitu telepon ditutup, wah, wawancara pertama nih...masa mau dilewatin begitu aja? Tapi di Serpong lho....Dimana pulak itu? Lah, kan udah pernah ke Serpong yak? Pake mobil pribadi sih...tidur pulak! :D
Setelah menjejak sepenuhnya ke bumi, saya langsung mencari orang yang kira-kira tahu jalan ke Serpong. Pikiran pertama Mbak Yuki, karena dia sudah melanglang buana kesana kemari sebelum akhirnya berakhir di Cileungsi. Nggak dibalas-balas sms saya. Saya sms Mamanya, karena kemarin-kemarin saya ke Serpong sama beliau. Langsung ditelepon! Diusulkan untuk nyubuh pake travel. Saya nggak yakin. Lalu saya ingat teman saya ada yang tinggal di Tangerang, saya hubungi dia, cowok. Saya mendapatkan jawaban yang mengecewakan dengan alasan yang mengecewakan. Hhhhh... saya simpan sendirilah... Males mau ingat-ingat lagi.... :(( Sebenernya masih ada lagi yang di Tangerang, tapi orangnya kerja di Bandung, so tidak bisa diganggu.
Piye iki lah Gusti....??? Moso yo mau ditinggal begitu saja...? Kan kemarin sudah tuh pas gagal tes S2 karena setengah hati dan pengennya kerja dulu. nah sekarang kerjaan dateng kok malah menghindar? Nggak ah, masa Luxmaning Hutaki kalah sama yang (baru) begini sajah??? Tidak, tidak boleh begini.





Demi mendapatkan pencerahan *mbel tenan....*, maka diputuskanlah saya akan mencari solusi mengenai masalah ini di bazar buku yang diadakan di Landmark. Buat yang belum kesana, bazarnya diadakan dari tanggal 3-9 Agustus. Sempatkanlah untuk mampir, karena beberapa penerbit memang membandrol murah buku-bukunya.Saya paling suka bazar buku, ada saja yang bisa liat, baca sekilas, dan dibeli dengan harga murah. Apalagi komik-komik bandroll 5ribuan, komik lama memang, justru itu yang dicari saat harga komik makin mencekik! Saya suka putar-putar, pegang buku, mencium aroma kertas, senyum-senyum sendiri kalau menemukan buku bagus, bercanda (baca:menggoda) dengan penjaga stand siapa tahu dikasih diskon tambahan. :D yang ini bercanda kok, paling cuma di kasih senyum manis ajah...


Pencahayaan yang jelek+editan seadanya-Quran baru.
Satu setengah jam saya putar-putar (bazarnya bukan di tempat), belum juga dapat solusi. Lagipula apa yang diharapkan dari jalan-jalan di bazar buku dengan keadaan nyata yang dipikirkan? Akhirnya saya mendapatkan hal lain, Al-Quran mushaf+terjemahan yang sudah lama saya cari-cari! Tidak terlalu besar sih, tapi isinya dan warna sampulnya saya suka, plus tidak terlalu mahal, 50ribu. Pertama isinya : selain ayat-ayat indah yang selalu bikin merinding sekaligus tentram, ada terjemahannya, lalu ditambah tafsir singkat, plus tajwidnya! Saya lemah kalau sama tajwid, dari dulu. Kedua, sampulnya yang warnanya hijau toska sama seperti mukena saya yang dibelikan Ibu saya selepas wisuda kemarin. Tadinya mencari yang hijau segar, sudah keliling tidak ada. Ukurannya juga tidak terlalu besar. Sempat tergoda membeli yang lebih besar sih, 40ribu ukuran majalah dan 20 baris ayat yang sangat jelas tulisannya. Tapi tidak ada tajwid dan tafsirnya. Sayang...
Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, bazar adalah waktunya berburu komik lama dengan harga murah. Saya pun mendatangi satu kios yang memang menyediakan komik-komik itu. Nihil. Saya cuma dapat ShoMagz dua volume! Apa-apaan ini? Tumben banget pulang dengan tangan hampa.... Namun kemudian saya melihat buku tentang Aisyah, saya beli saja. Saya tertarik dengan istri Rasul ini setelah malam sebelumnya membacanya di buku Tasaro-Muhammad. Saya pulang dengan membawa satu Quran, 2 komik, dan 3 buku bacaan agama. Rekor tanpa novel! LoL.

Sampai di rumah pun saya belum mendapatkan pencerahan. Sempat kena macet sampai satu jam pulak di perjalanan pulang yang seharusnya hanya 20 menit.

Pasrah sajalah...sambil cari-cari. Saya menghubungi satu-persatu teman-teman saya. Nihil. Sampai setelah solat maghrib, masih juga nihil. Mulai berpikir bahwa mungkin memang tidak usah diambil. Tapi sayang beribu sayang.... Apalagi seorang teman bilang itu perusahaan bagus! Akhirnya dia mengusulkan agar saya inap tempatnya saja. Dengan kondisi, hari H-nya saya harus berangkat jam 5, karena jarak tempat dia ke Serpong sama dengan Bandung-Serpong, Gusti...jauh yaaaa....
Kalau dipikir-pikir, JAUH BANGET TAUK! Bayangkan segitiga siku-siku abc, sisi ac adalah sisi miring (jarak Bdg-Srpg), sisi ab adalah sisi tegak (Lenteng-Srpg), dan bc adalah sisi datar (lenteng-Bdg). Jauh kan?! Masih belum yakin, hanya mengiyakan. Selepas maghrib datanglah seorang adik kelas meminta pencerahan mengenai SPSS, dan berakhir dengan saran saya untuk membuang alat ukurnya. Hehehe. Maaf ya.... Semoga bermanfaat ya diskusi kita tadi. Masih dengan ketidakpastian, setelah dia pulang, saya ditelepon Ibu. Saya ceritakan semua kendala, dan keribetan, juga keinginan saya untuk memulai dari sini, setidaknya untuk menghadapi wawancaranya saja. Saya perlu tau kondisi lapangan. Tak disangka tak diduga, "NGGAK USAH AJA LAH MBAK...DARIPADA RIBET KAMU GAK JELAS JUNTRUNGANNYA...." ---> (hanya untuk penekanan dalam tulisan, bukan dalam percakapan sebenarnya yang digambarkan sebagai teriakan kalau ditulis dengan huruf kapital semua.red)
What?! 
Hampir nggak percaya sih, Ibu saya yang paling nggak suka liat saya menganggur malah menolak. Saya bilang sayang kalau dilewatkan, beliau bilang mau diskusi sama Bapak dulu, esok pagi dikabari lagi. Hampir pupus harapan, dan agak mulai putus asa. Namun keinginan untuk bisa datang dan menjajal diwawancara sangaaaaaattt besaaarrr!!! Pengen liat kantornya, pengen liat staf-stafnya, pengen liat proses rekrutmennya, pengen tau rasanya ditatap iter, pengen tau rasanya jadi itee....
Selesai tetelponan sama Ibu, saya mengobrol lagi sama Mbak Naren via Twitter. Mbaknya menawarkan untuk menginap di rumahnya sahaja! Daerah yang kutuju dan rumahnya berjarak satu jam lamanya. Pilihan yang terlihat jauh lebih baik daripada berangkat nyubuh, baik dari Lenteng Agung maupun Bandung. Plus, Sabtunya si Mbak mau sukuran kandungan, dan saya memang merencanakan akan hadir. Ditambah sedikit petuah dari kakak Zeta tersayang. "Tidak semua keputusan harus menunggu keputusan orang lain. Mau ke gunung ketemu jurang, mau ke sungai ketemu buaya." Ajiiiiibbb.....Lengkap sudah! 
Saya ingat satu hadis yang pernah diajarkan pada saya;“Sesungguhnya semua amalan itu terjadi dengan niat, dan setiap orang mendapatkan apa yang dia niatkan". Mungkin Allah mendengar doaku, memberikan jalan supaya aku tetap bersamaNya dalam kesusahan maupun kebahagiaan. Saya memang meniatkan pergi hanya untuk menjajal suasana rekrutmen sebagai salah seorang itee, dan mungkin hanya akan mendapatkan pengalaman tersebut, persis seperti hadis ini. Tapi yakinlah, saya juga akan mengeluarkan semampu saya, sebisa saya, untuk menghadapi proses wawancara Jumat besok. Sehinggga mungkin Allah mendengarkan lagi doa saya dan memberikan nikmat yang berlebih. Yah...walaupun bekerja perusahaan bukanlah passion saya yang sesungguhnya. Saya akan memulai mencarinya dari sekarang, apa yang memang saya cari untuk dikerjakan seumur hidup.




Bismillahirohmanirrohim.

RHA!

Popular posts from this blog

OST. SECRET GARDEN (TxT)

Baek Ji Young – That Woman (백지영 - 그 여자) 한 여자가 그대를 사랑합니다 han yeojaga geudaerul saranghamnida One woman loves you 그 여자는 열심히 사랑합니다 geu yeojaneun yeolshimi saranghamnida She loves you with all her heart 매일 그림자처럼 그대를 따라다니며 maeil geurimjacheoreum geudaereul ddaradanimyeo Everyday she follows you like a shadow 그 여자는 웃으며 울고있어요 geu yeojaneun ooseumyeo oolgoisseoyo She is laughing but crying 얼마나 얼마나 더 너를 uhlmana uhlmana deo nuhreul How much more How much more 이렇게 바라만 보며 혼자 ireokae baramahn bomyuh honja Must I gaze at you like this alone 이 바람같은 사랑 이 거지같은 사랑 ee baramgateun sarang ee geojigateun sarang This meaningless love, this miserable love 계속해야 니가 나를 사랑 하겠니 gyaesokhaeya niga nareul sarang hagaetni Must I continue for you to love me 조금만 가까이 와 조금만 jogeumman gakkai wa jogeumman Come closer a little bit more 한발 다가가면 두 발 도망가는 hanbal dagagamyun doo bal domangganeun When I take a step closer, you run away with both feet 널 사랑하는 난 지금도 옆에 있어 nul saranghaneun nahn jigeumdo yeopae is

DUDUK DI DEPAN ITER/PEWAWANCARA (1)

grogi??? Hay dearest reader... Mumpung saya masih kepengin menulis jadi kita lanjutkan saja postingan nya. Kali ini saya berbagi tips dan pengalaman seputar wawancara. Berhubung banyak teman-teman yang bertanya tentang persiapan, pertanyaan, dan tampilan yang harus dibawa saat wawancara, mungkin ini dapat membantu.

Sudah 23 Masih Belum Bisa Menyetrika (Dengan Baik)

Kemarin umur saya bertambah, jadi 23. Usia pantas menikah untuk perempuan. Katanya orang-orang tua sih.... :D Saya memulai hari kemarin dengan hampir tidak tidur pada waktu dini hari. Kemudian hampir kesiangan untuk sahur. Sampai akhirnya hampir tidak melakukan apa-apa seharian. Usia 23 ini saya rasakan adalah usia yang sama seperti kata HAMPIR ini. Kalau orang bilang usia 23 itu usia yang matang untuk wanita dewasa, saya lebih memilih menuju atau hampir matang dengan menyelesaikan tugas perkembangan saya satu-persatu. Kalau ada yang bilang usia 23 ini wanita seharusnya sudah bisa hidup mandiri, saya hampir bisa, tinggal cari pendapatan tetap untuk menggenapi seluruh biaya hidup mandirinya. Kalau ada yang bilang usia 23 itu sudah sepantasnya menikah, sedangkan saya hampir  belum merasa ingin menikah. :D Setrikaan saya yang sudah berumur 6 tahun. Setelah solat subuh dan mengaji, saya memutuskan untuk tidur lagi karena malamnya saya baru tidur sebentar. Saya bangun sekitar jam